04 Maret 2013

Cerpen Kenangan Indah di Pohon Mangga


KENANGAN INDAH DI POHON MANGGA
Karya Nining Septia

Siang ini terlihat sangat mendung. Awan tak seputih kapas. Udaranya mendung namun hawanya sangat panas.
“sungguh aneh dan tak biasa.” pikir ku dalam hati.

Ku tatap kembali pohon dibelakangku yang kini menjadi tempat berteduh RACHEL LOVE VREDO .
“aahhh....aku kangen banget sama kamu Do” aku memandang nama ku dan nama Vredo yang dihiasi ukiran berbentuk love di tengahnya. Yah Vredo adalah kekasih ku, kekasih yang sangat aku sayangi. Dan aku sedang menunggu nya dibawah pohon mangga yang ada di tepi danau ini. Pohon cinta yang menjadi saksi terjadinya cinta ku dan Vredo.
“Aell..” sebuah suara yang terdengar sangat riang memanggil nama ku. Ku alih kan pandangan ku pada arah suara itu dan ternyata dugaan ku benar itu adalah suara Vredo kekasih ku.
“Vredo...”aku berlari menghampiri Vredo di pinggir jalan, Vredo pun ikut menghampiri ku setengah berlari.
“aku kangen kamu Do” aku memeluk tubuh Vredo dengan erat. Vredo pun membalas pelukan ku dengan penuh kasih sayang dan rasa rindu yang mendalam.

“aku juga kangen kamu Ael. 1 minggu serasa 1 tahun bagi ku, aku bener-bener kangen sama kamu cantik, sama wajah kamu dan sama kecerewetan kamu.” kata Vredo sembari mencubit kedua pipi ku dengan perlahan dan penuh kasih sayang.
“oh yah bebh aku punya sesuatu untuk kamu,semoga aja kamu suka yah.” kata Vredo sembari mengeluarkan sesuatu dari saku belakang celananya.
“untuk aku? Apa itu beb?” tanya ku kegirangan.
“tarraaaa.....” seru Vredo sembari menyodorkan kotak kecil berwarna pink yang dihiasi pita berwarna ungu muda dan memberikanya kepada ku. Aku membukanya secara perlahan dan ternyata itu sebuah kalung dengan liontin love agak besar menggantung ditali kalung berwarna perak itu. Ku buka liontin yang berbentuk hati itu, dan nampaklah wajah ku dan wajah Vredo.
“woowww...lucu banget...makasih yah beb.” Aku memeluk vredo lagi. Aku sangat senang bisa ketemu Vredo, setelah 1 minggu kita tak bertemu, karena terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi kita sebentar lagi ujian, dan karena aku dan dia berbeda sekolah. Jadi jika kita ingin bertemu harus mencari waktu yang tepat. Hubungan ku dan Vredo sudah berjalan hampir 3 tahun. Kita pacaran sejak 1 SMA, Vredo adalah teman SMP ku. Aku sudah tertarik pada Vredo sejak pertama masuk SMP. Tapi Vredo resmi jadi pacar ku saat kita sudah SMA. Dia menggajak ku ke danau ini dan di bawah pohon mangga inilah dia menembak ku. Yah pohon mangga ini lah yang menjadi saksi perjalanan cinta ku selama 3 tahun. Dalam keadaan apapun,baik senang apapun susah aku selalu bertemu disini mencurahkan semua perasaan kita.

Aku dan Vredo bukanlah anak dari keluarga yang mampu, boleh dibilang kita berasal dari keluarga yang sederhana. Tapi itu semua tak menghalangi rasa sayang ku kepadanya karena selain baik dan manis dia juga pintar. Untuk masuk SMA pun dia tak perlu memikirkan biaya sekolah, karena sewaktu SMP dia selalu mendapat rangking 1 dan tentulah ia mendapat biasiswa untuk bersekolah disalah 1 SMA terfavorit dijakarta.
“Ael kamu pakai terus yah kalung ini jangan sampai hilang.” Kata Vredo membuyarkan lamunan ku. Akupun hanya tersenyum manis sembari terus memandangi liontin itu.
“sini biar aku pakai kan.” Sembari memakaikan kalung itu dileherku.
“kamu terlihat lebih cantik pakai kelung ini,aku makin seyang sama kamu, aku harap kamu bisa jadi pertama dan terakhir ku. I LOVE U SO MUCH HONEY.” kata Vredo sembari mengecup kening ku dengan mesra.
“yah pasti itu beb, I LOVE TOO SO MUCH.” Balas ku.
“oh yah kamu udah makan belum? Kita makan yuk.”ajak Vredo pada ku.

Setibanya di kafe yang jarak nya tak jauh dari danau itu. Vredo pun memesan makanan untuk ku dan dia. Sedang asik-asik nya kita menikmati makanan itu tiba-tiba “KEBAKARAN-KEBAKARAN” ada seorang karyawan kafe tempat kami sedang makan siang berteriak histeris.
“kebakaran ?” aku yang masih binggung dan tak percaya,langsung ditarik oleh Vredo.
“ayo cepat pergi dari sini!.” Vredo menarik ku dan menggenggam tangan ku dengan erat. Asap semakin tebal dan api terus menjalar kesetiap ruangan. Aku dan Vredo telah berhasil menyelamatkan diri disebrang kafe. Vredo masih menggenggam erat tangan ku. Keringat dingin yang berasal dari tanganya mengalir perlahan ketangan ku. Tiba-tiba ada seorang nenek berteriak minta tolong. “cucuuu ku.”nenek itu berteriak parau sambil menangis menjerit. Vredo dan aku menghampiri nenek itu.
“ nenek kenapa ? cucu nenek masih didalam ?” tanya Vredo pada nenek itu.
“yah cucu nenek masih didalam, tolong dia nak,nenek mohon.” Ucap nenek itu sambil beruarai air mata. Vredo melepaskan genggaman tanganya pada tangan ku dan hendak berlari namun dengan cepat aku meraih tanganya dan menahanya.
“kamu mau kemana beb?” tanya ku yang panik karena sudah bisa menebak maksudnya.” Aku yakin kamu tau. Plis beb aku pasti bantu anak itu.” ucap Vredo sambil melepaskan secara perlahan tangan ku.
“enggak...enggak boleh bahaya beb. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa?” aku terus menarik tanggan Vredo.
“beb kamu gak kasihan sama nenek itu kalau bukan aku yang menolong siapa lagi? Semua sibuk menyelamat kan diri sendiri.”
“kembali lah untuk ku beb.” ucap ku akhirnya. Aku melepaskan genggaman ku Secara perlahan.
“aku sayang kamu beb.” Vredo mengecup kening ku sembari berlari kedalam kafe yang hampir habis terbakar api semakin membesar. Sedangkan pemadam kebakaran tak kunjung datang.
“ya ALLAH selamatkan Vredo.” Doaku dalam hati. Selama 5 menit tak ada tanda-tanda Vredo keluar. Tak lama berselang terlihat sesosok gadis kecil berlari sembari menangis terisak-isak ketakutan. “cucuku akhirnya selamat, kamu gak papa kan?” tanya nenek itu pada cucunya dengan penuh rasa khawatir. Akupun langsung menghampiri.
“dik dimana kakak yang menolong kamu tadi.?”tanya ku penasaran.
“ada didalam kak, dia gak bisa banggun kak, aku disuruh lari jadi aku lari keluar.” ucap gadis itu. “gak bisa bangun? Maksud kamu apa?” tanya ku yang masih binggung. Aku mempunyai firasat buruk seakan paham akan jawaban dari pertanyaan yang ku tanyakan dari raut wajah muram gadis kecil itu.
“kakak itu tertimpa kayu kak, badanya ikut terbakar kayaknya. Aku lupa, karena aku langsung disuruh lari sama kakak itu.” Jelas gadis kecil itu. Butiran bening air mata ku langsung jatuh membasahi kedua pipi ku. Hati ku terasa tersayat, dan jantung ku terasa dihujam ribuan pisau.
“Vredoooo....” aku berteriak dengan sekuat tenaga yang aku punya. Aku merasa tubuh ku akan terbang, pandangan mataku mulai kabur. Aku mencoba berdiri tapi tubuh ku malah ambruk dan semua jadi terasa sangat gelap.

Saat aku tersadar aku telah berada dirumah sakit bersama orang tua ku. “sayang kamu udah sadar?kamu gak papa kan?” terlihat wajah mama ku yang cemas bercampur panik. “aku gak papa kok ma.” Jawab ku masih memandang sekeliling ku. “bener kamu gak papa?” tanya papa meyakinkan ku. Aku hanya menggelengkan kepala ku. Sesaat kemudian aku teringat akan Vredo. “Vredo..” guman ku sambil beranjak bangun.
“kamu mau kemana sayang?” mama dan papa ku membantu ku untuk bangun. “Vredo ma,keadaan Vredo gimana?”. “Vredo,memangnya kenapa dengan dia sayang?” tanya mama tampak bingung. “Vredoi terjebak di kafe itu!” aku mulai menangis histeris. ”aku harus mencari Vredo!” aku beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan kamar rawat ku. “Ael kamu mau kemana?” ku dengar suara mama yang panik, namun aku tak menghiraukanya. Aku terus berlari menyelusuri lorong rumah sakit sambil berlari dengan beruarai air mata.
“Aell..” terdengar suara seseorang memanggil ku. Ku paling kan wajah kuketempat suara itu berasal. Dan betapa terkejutnya aku,saat ku sadar ternyata itu adalah Vredo. “Vredo..” aku langsng memeluk Vredo dengan erat. “kamu kenapa nengis beb?” suara Vredo terdengar seperti biasa, tak ada yang beda.
“kamu gak papa kan beb?” aku mulai membelai wajah Vredo mulai dari rambut,telinga,dan kedua pipinya yang lembut hingga bahu dan kedua tanganya. “aku gak papa, kamu jangan nangis lagi ya? aku sayang kamu beb. I always in your heart.” Vredo mengecup keningku. Aku terpejam. Kurasakan sensasi yang aneh di hati ku. Entah kenapa kali ini kecupanya terasa begitu dalam dan dingin.
“kak Ael..” teriak seseorang dengan suara nyaring. Suara yang masih kanak-kanak. Aku langsung menoleh kearah suara itu. “kakak ngapain disitu.?” Tanya seseorang yang adalah gadis kecil yang ditolong Vredo. “kok kamu tau nama kakak sih? Dan ngapain kamu disini?” tanya ku heran. “aku lagi nyariin kakak.” jawab gadis kecil itu. “cari kakak buat apa?” aku merasa semakin binggung dan aneh. “kakak kenapa ada disini?” gadis kecil itu bertanya lagi kepada ku. “aku lagi sam Vree,”suara ku terhenti sesaat aku menoleh ke temapat Vredo berdiri tadi. Dan aku tlah menemukan Vredo tak ada lagi.
“Vredoo..Vredoo..”aku menyelusuri lorong rumah sakit sembari memenggil nama Vredo. “kak Ael ,kak Vredo udah gak ada.” Ucap gadis itu sambil berlari ke arahku. “maksud kamu apa?”aku menatap tajam gadis itu. “ayo kakak ikut aku.” Gadis kecil itu menarik tangan ku dan menggandengku menuntun kearah sebuah ruangan. Ada 2 oang polisi sedang berdiri di pintu ruangan itu. Aku membaca nama ruangan itu dengan ragu. “ka...mar..ma..yat.” seketika aku langsung mengundurkan langkah ku menjauh dari ruangan itu. Dengan perasaan takut dicampur ragu, aku bertanya pada gadis kecil itu. “mau apa kita kesini?” tanya ku dengan ragu pada gadis itu. “katanya kakak mau ketemu ma kak Vredo.” jawab gadis itu. ”tidak...gak mungkin Vredo ada di dalam.” teriak ku histeris sembari berlari kedalam ruangan itu. Dan aku melihat didalam hanya ada 1 mayat,dan itu mayat Vredo. Kubuka kain penutup wajah Vredo. Terlihat wajah yang pucat dengan luka bakar di sekitarnya. Ku kecup kening Vredo dengan berlinang air mata. Aku teringat ketika Vredo mengecup kening ku saat hendak menolong gadis kecil itu, mungkin itu kecupan terakhir Vredo buat ku.

0 komentar:

Posting Komentar